Tidak lebih dari sepuluh menit setelah
hujan turun. Air deras mengalir di luar lubang pembuangan di bilangan Jalan Dr.
Setiabudhi. Aliran cileuncang yang
tak terbendung itu menggenangi halaman beragam tempat usaha di sekitarnya. Padahal
hujan yang turun tidak deras-deras amat.
Kejadian yang tiba-tiba itu memaksa para
pemilik tempat usaha di sekitar situ siaga satu. Dengan peralatan sederhana,
bahkan dengan tangan kosong mereka memunguti sampah-sampah yang terbawa arus
dan menahan aliran air yang sangat kotor. Kalau tidak, cileuncang bisa membanjiri tempat usaha
mereka.
Pada saat kejadian, saya sendiri sedang
membeli rokok pada salahsatu warung di daerah yang akrab disebut Panorama
tersebut. Kios rokok itu sendiri berada di seberang kampus Fakultas Pendidikan
Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia (FPTK UPI), di antara
warnet, bengkel motor, rumah makan, laundry,
salon, tempat fotokopi, ada juga kantor Pegadaian di situ, dan lain-lain. Karena
aliran cileuncang yang sangat deras saya terjebak di warung tempat membeli
rokok.
Derasnya arus cileuncang nyaris merendam dan menyeret sepeda motor yang diparkir di sekitar
tempat tersebut. Para pemilik tempat dan Satpam kantor Pegadaian kalangkabut
dibuatnya. Mereka terus berusaha memunguti sampah yang menyumbat aliran cileuncang.
Sementara para pejalan kaki kebingungan memlilih jalan yang kering, karena bahu jalan yang tersisa sudah digenangi cileuncang. Para pejalan pun terpaksa berjalan dalam cileuncang dengan resiko sepatu mereka basah. Jangan tanya trotoar di kota Bandung.
Sementara para pejalan kaki kebingungan memlilih jalan yang kering, karena bahu jalan yang tersisa sudah digenangi cileuncang. Para pejalan pun terpaksa berjalan dalam cileuncang dengan resiko sepatu mereka basah. Jangan tanya trotoar di kota Bandung.
Arus lalu lintas cukup ramai pada saat
kejadian (pukul 12-an siang). Kondisi itu sontak menjadi perhatian
tersendiri para pengguna jalan raya. Beberapa orang tampak memotret cileuncang
yang terus mengalir bak air bah itu menggunakan hp. Saya berharap foto banjir cileuncang yang mereka potret dijadikan
postingan (yang di-cc kepada pihak-pihak yang terkait seperti Wali Kota Bandung) di
Facebook atau Twitter mereka.
Hampir setengah jam lebih banjir cileuncang itu berlangsung. Memang tidak
ada korban dalam kejadian yang bertepatan dengan anak-anak SD bubaran sekolah
itu. Namun, kejadian ini merupakan indikasi bahwa drainase di sekitar Jalan
Setiabudhi sangat buruk.
Terlepas dari habit masyarakat membuang sampah
sembarangan sehingga menyebabkan aliran air tersumbat lalu keluar dari selokan,
pemerintah kota Bandung mesti sigap untuk memperbaiki drainase di daerah tersebut.
Sebab, kalau dibiarkan terlalu lama akan mengganggu pengguna jalan, masyarakat,
dan pengusaha setempat.
Selain itu, banjir cileuncang sangat berdampak buruk bagi kesehatan juga tidak sedap
dipandang mata. Apalagi Jalan Setiabudhi merupakan jalur wisata. Malu dong
kalau ada turis lewat jalan yang dibanjiri cileuncang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar