28 Oktober 2013

Banjir Cileuncang di Panorama

Tidak lebih dari sepuluh menit setelah hujan turun. Air deras mengalir di luar lubang pembuangan di bilangan Jalan Dr. Setiabudhi. Aliran cileuncang yang tak terbendung itu menggenangi halaman beragam tempat usaha di sekitarnya. Padahal hujan yang turun tidak deras-deras amat.
 
Kejadian yang tiba-tiba itu memaksa para pemilik tempat usaha di sekitar situ siaga satu. Dengan peralatan sederhana, bahkan dengan tangan kosong mereka memunguti sampah-sampah yang terbawa arus dan menahan aliran air yang sangat kotor. Kalau tidak, cileuncang bisa membanjiri tempat usaha mereka.

Pada saat kejadian, saya sendiri sedang membeli rokok pada salahsatu warung di daerah yang akrab disebut Panorama tersebut. Kios rokok itu sendiri berada di seberang kampus Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia (FPTK UPI), di antara warnet, bengkel motor, rumah makan, laundry, salon, tempat fotokopi, ada juga kantor Pegadaian di situ, dan lain-lain. Karena aliran cileuncang yang sangat deras saya terjebak di warung tempat membeli rokok.

Derasnya arus cileuncang nyaris merendam dan menyeret sepeda motor yang diparkir di sekitar tempat tersebut. Para pemilik tempat dan Satpam kantor Pegadaian kalangkabut dibuatnya. Mereka terus berusaha memunguti sampah yang menyumbat aliran cileuncang

Sementara para pejalan kaki kebingungan memlilih jalan yang kering, karena bahu jalan yang tersisa sudah digenangi cileuncang. Para pejalan pun terpaksa berjalan dalam cileuncang dengan resiko sepatu mereka basah. Jangan tanya trotoar di kota Bandung.

Arus lalu lintas cukup ramai pada saat kejadian (pukul 12-an siang). Kondisi itu sontak menjadi perhatian tersendiri para pengguna jalan raya. Beberapa orang tampak memotret cileuncang yang terus mengalir bak air bah itu menggunakan hp. Saya berharap foto banjir cileuncang yang mereka potret dijadikan postingan (yang di-cc kepada pihak-pihak yang terkait seperti Wali Kota Bandung) di Facebook atau Twitter mereka.

Hampir setengah jam lebih banjir cileuncang itu berlangsung. Memang tidak ada korban dalam kejadian yang bertepatan dengan anak-anak SD bubaran sekolah itu. Namun, kejadian ini merupakan indikasi bahwa drainase di sekitar Jalan Setiabudhi sangat buruk.

Terlepas dari habit masyarakat membuang sampah sembarangan sehingga menyebabkan aliran air tersumbat lalu keluar dari selokan, pemerintah kota Bandung mesti sigap untuk memperbaiki drainase di daerah tersebut. Sebab, kalau dibiarkan terlalu lama akan mengganggu pengguna jalan, masyarakat, dan pengusaha setempat.

Selain itu, banjir cileuncang sangat berdampak buruk bagi kesehatan juga tidak sedap dipandang mata. Apalagi Jalan Setiabudhi merupakan jalur wisata. Malu dong kalau ada turis lewat jalan yang dibanjiri cileuncang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar