06 Oktober 2013

Basa Mah da Teu Meuli, Ketika Penulis Di-harkos

Basa Mah da Teu Meuli, Ketika Penulis Di-harkos

Sore hari kemarin (Sabtu, 5/10/2013) kawan saya Sahlan Bahuy begitu girang ketika mendapatkan email dari editor sebuah harian umum (HU) di Jawa Barat. Betapa ia tidak girang, sebab si editor tersebut memberitahukan bahwa artikel yang dikirimkan kawan saya akan dimuat pada hari ini (Minggu, 6/10/2013).

Kebetulan pada saat Bahuy menerima email, kami sedang sama-sama online di tempat yang sama.  Ia menunjukan email dari sang editor kepada saya. Sebagai kawan Bahuy, tentu saja saya ikut gembira dengan kabar itu. Kalau jadi dimuat, itu menjadi artikel pertamanya yang terbit di HU tersebut.

Dalam beberapa waktu ini, Bahuy sebenarnya sedang sibuk menyutradrai pementasan teater “Kembali” yang akan dipentaskan di IFI Bandung. Namun, di sela-sela kesibukannya ia selalu menyempatkan diri untuk membaca, mengapresiasi pertunjukan, dan menulis pertunjukan yang ia saksikan langsung.

Artikel yang dikirim Bahuy ke HU itu adalah apresiasinya terhadap pertunjukan dari Perancis  Vortex L’apres-Midi D’un Foehn Version 1 yang digelar di IFI Bandung (26, 27, dan 28 September 2013).

Malam Minggu itu juga Bahuy melakukan proses latihan teater “Kembali” di kampus UPI. Mengingat keesokan hari artikelnya akan dimuat, ia pun merayakan bersama tim pementasan. “Syukuran” itu dilakukan dengan makan malam bersama tim, menunya ayam goreng memakai uang dari kantongnya sendiri tentu saja.

Selesai latihan Bahuy istirahat di sekretariat Teater Lakon. Namun, ia gelisah tidak bisa tidur membayangkan artikelnya di muat di HU itu. Ia baru bisa tidur menjelang subuh. Lantas bangun agak kesiangan. Jam sembilan lebih ia baru bangun.

Sadar bangun agak kesiangan, Bahuy pun buru-buru pergi mencari koran ke pedagang eceran. Sekalian pergi mencari koran ia membawa galon air mineral untuk diisi ulang. Di Jalan Gegerkalong Girang rupanya koran yang dicari agak susah, ia pun memilih untuk mengisi ulang air mineral dahulu di agen isi ulang sekitar itu.

Setelah Bahuy berkeliling di sekitar Gegerkalong Girang dan Hilir dengan hasil nihil. Ia akhirnya mendapatkan koran yang dinantinya sejak kemarin di dekat swalayan Borma di Jalan Setiabudhi. Ia pun membeli dua eksemplar dari tukang eceran di sana. Lalu ia bergegas kembali ke sekretariat Teater lakon di kampus UPI.

Namun sial. Bahuy lupa mengisi bensin motor skuter matic yang dipakainya untuk mencari koran dan mengisi ulang galon air mineral. Bensin motornya habis tepat setelah masuk kampus UPI. Tanggung kembali ke pom bensin karena membawa galon, ia pun mendorong motor dengan tambahan beban sebuah galon.

Begitu sampai di sekretariat, Bahuy lantas memeriksa koran. Mencari artikel yang dijanjikan dimuat oleh sang editor HU. Ia langsung menuju halaman suplemen khusus hari Minggu. Namun, apa yang dicari tak ditemukannya. Di halaman suplemen tersebut hanya ada puisi, cerpen, dan esai bahasa.

Bahuy lantas memeriksa satu persatu halaman HU tersebut. Siapa tahu artikelnya dicetak di halaman lain. Akan tetapi, setelah dibolak-balik beberapa kali, artikelnya ternyata tidak terbit di HU tersebut.

Padahal pada email yang dia dapatkan, jelas sekali artikelnya akan dimuat pada hari Minggu, 6 Oktober 2013. Ini saya print screen email masuk milik Bahuy yang dimaksud. Namun, untuk menjaga etika saya hapus alamat email dan nama pengirimnya.




Persoalannya adalah kenapa sang editor tidak memberikan konfirmasi kepada Bahuy, bahwa artikelnya tidak jadi dimuat. Padahal basa mah da teu meuli (apa susahnya sih ngomong). Kalau memang tidak jadi dimuat, ya informasikan saja kepada penulis. Jangan penulis dikasih harkos (harapan kosong) seperti itu dong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar